Menjelang Ramadhan, stok pangan di Kota Bandung, diprediksi aman hingga Idul Fitri. Meski harga-harga mengalami kenaikan walaupun kenaikan tidak signifikan.
“Kenaikan terjadi di beberapa komoditas, meski demikian kenaikan nya tidak terlalu tinggi, masih dalam batas toleransi,” ujar Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Elly Wasliah, kepada wartawan Selasa (6/4).
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan adalah, daging sapi, menyentuh harga Rp Rp125 ribu, sedangkan harga eceran tertinggi (HET) Rp120 ribu.
Kenaikan juga terjadi pada daging ayam, yang menyentuh harga Rp40 ribu, sedangkan HET Rp35 ribu. Halnya dengan gula pasir mengalami kenaikan, menjadi Rp14 ribu, sedangkan HET Rp12.500.
“Namun, karena semua kenaikan masih ada dalam atas wajar, maka kita belum akan melakukan operasi pasar,” terang Elly.
Sementara itu, untuk harga cabe rawit mengalami penurunan dari yang sebelumnya Rp120 ribu per kilogram, sekarang menajdi Rp80 ribu-Rp100 ribu per kilogram.
“Penurunan ini lantaran di beberapa daerah produsen sudah ada panen. Sehingga stok jadi bertambah,” terang Elly.
Elly berharap panen masih akan berlangsung sampai akhir Ramadhan, sehingga harga bisa stabil.
Di sisi lain, Elly mengingatkan kepada warga untuk tidak melakukan aksi panik buying. Hanya membeli komoditi yang diperlukan saja. “Beli lah barang yang sesuai dengan kebutuhan bukan keinginan,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengatakan, kenaikan harga ini juga lantaran Okupansi hotel di Kota Bandung naik hingga 10%. sehingga kebutuhan beberapa bahan pangan meningkat. Terutama, daging dan cabe merah. untuknya untuk harga cabe merah, tidak mengalami kenaikan. “Sebenarnya kenaikan harga ini, merupakan kondisi rutin tahunan,” tuturnya.
Hal ini, khususnya untuk cabe rawit yang mengalami kenaikan harga, selain karena masa pandemi dan cuaca buruk, sehingga barang menjadi sulit, baik kualitas maupun kuantitas.
