Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat meminta agar Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) tetap bertahan ditengah pandemi Covid 19. Pasalnya, menyangkut aset-aset Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang ada dilingkungan BIJB harus dilakukan berbagai upaya bagaimana penyelamatannya penanganannya pencatatanya.
“Kita ketahui ada yang milik Pemprov Jabar, BIJB dan milik Pemerintah pusat yang belum semua tersertifikatkan dengan baik karena membutuhkan biaya yang cukup besar. Dari rencana awal yang tidak berjalan dengan semestinya lantaran pandemic,” ujar Sekretaris Komisi I DPRD Jabar, Sadar Muslihat di BIJB, Kabupaten Majalengka, Senin (30/8/22021).
Sadar berharap harapkan, setelah pandemi berakhir ada peluang besar untuk mengoperasikan BIJB ini secara keseluruhan. Sementara yang sedang dipersiapkan ialah Maintenance Repair Overhaul (MRO) atau pemeliharaan pesawat dari maskapai yang bekerja sama dengan BIJB.
Jajaran direksi pun menurut Sadar telah meyakinkan akan ada progress dan upaya-upaya menyelesaikan kendala yang ada setelah pandemi berakhir termasuk MRO tersebut.
“Bahkan ternyata yang cukup menjanjikan ialah bengkel pesawat yang disediakan lahannya dan infrastrukturnya disini (BIJB-red),” katanya.
Dia melanjutkan, bukan hanya penerbangannya saja yang bisa dimanfaatkan. Kawasan sekitar BIJB harus connecting (terintegrasi-red) dengan berbagai pihak diantaranya Kemenag dan agamawan dalam kaitannya fasilitasi umroh dan haji serta pengusaha wisata agar bisa mempromosikan kawasan destinasi wisata disekitar wilayah BIJB.
“Kita juga mendorong agar BIJB ini benar-benar bertahan dalam menghadapi pandemi, kedepannya setelah pandemi ini berakhir harus siap dengan akselerasi terutama dalam peluang penerbangan dan peluang usaha diluar penerbangan,” tutupnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB), Salahudin Rafi menyebutkan, saat ini BIJB tengah membangun kerjasama diantaranya dengan PT Garuda Maintenance Facillity AeroAsia untuk membangun pusat jasa pemeliharaan dan perawatan pesawat (maintenance repair overhaul/MRO). Prakualifikasi untuk mitra kerja sama MRO sudah dilakukan pada April 2020.
“Kami memiliki lahan sangat luas untuk membangun Aerocity, termasuk di dalamnya MRO. Areal ini memungkinkan bagi MRO untuk memarkirkan pesawat serta menyimpan sukucadang pesawat,” kata Salahudin dalam pemaparannya.