Bencana hidrometeorologi terjadi di Kabupaten Sukabumi, wilayah terdampak pun meluas yang tersebar di 25 kecamatan.
Berdasarkan data sementara BPBD setempat, bencana yang dipicu tingginya curah hujan pada Rabu (4/12) itu terdiri dari tanah longsor 13 kejadian, banjir 9 kejadian, angin kencang 7 kejadian, dan pergerakan tanah 4 kejadian.
Wilayah yang terdampak bencana berada di Kecamatan Nyalindung, Surade, Cisolok Cidolog, Parakansalak, Ciemas, Sukaraja, Simpenan, Cikakak, Warungkiara, Nagrak Cicurug, Sagaranten, Gegerbitung, Sukalarang, Palabuhanratu, Cikembar, Bantargadung, Curugkembar, Lengkong, Purabaya, Cidadap, Jampangtengah, Kabandungan, dan Cikidang.
BPBD mencatat total ada 166 titik bencana alam yang terjadi. Secara rinci, tanah longsor terjadi di 66 titik, banjir 35 titik, angin kencang 15 titik dan pergerakan tanah di 17 titik.
Sementara itu, dampak kejadian dialami oleh 180 KK dengan 461 jiwa, mengungsi 98 KK dengan 247 jiwa, warga terancam 143 KK dengan 239 jiwa, 3 orang meninggal dunia dan 4 orang tertimbun longsor.
Pasca bencana, fokus tim gabungan adalah mengevakuasi warga dan memperbaiki jalan yang terputus. Alat berat dikerahkan untuk membersihkan jalan agar bisa dilalui kendaraan.
Dirikan Posko Bencana
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman menginstruksikan segera didirikannya posko bencana. Langkah itu dipandang penting untuk mempercepat informasi dan data serta penanggulangan korban terdampak secara terpadu.
“Dengan adanya posko bencana semua jadi terorganisir, termasuk penyaluran bantuan bagi korban,” terang Ade yang juga ex-officio Kepala BPBD Kabupaten Sukabumi.
Ade pun menginstruksikan semua perangkat daerah, terutama BPBD, mengerahkan semua potensi menangani kondisi di lapangan pascabencana.
“Kita harus mewaspadai potensi bencana susulan mengingat curah hujan diprediksi masih sangat tinggi,” ucapnya.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi, Wawan Godawan, mengaku sudah menyiagakan bantuan bagi warga terdampak bencana. Bantuan berasal dari Dinas Provinsi Jawa Barat serta Kementerian Sosial RI.
“Sementara ini bantuannya berupa makanan siap saji, selimut, serta kasur. Termasuk bantuan tenda yang kami siapkan seandainya diperlukan untuk kondisi kedaruratan,” terangnya.
Dinsos, kata Wawan, masih mendata korban terdampak bencana untuk mengetahui secara riil kebutuhan yang diperlukan para pengungsi.
“Terutama data warga pengungsi yang hamil, balita, bayi, maupun lanjut usia,” pungkasnya.