Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim mengatakan, pihaknya ingin memberi perhatian lebih serius terhadap Sekolah Luar Biasa (SLB).
Dia berpendapat, cara belajar di SLB dapat dijadikan contoh bagi praktik pembelajaran secara umum. Sebab pendekatannya lebih personal, tersegmentasi, dan tak seragam. Jadi bisa disesuaikan dengan kebutuhan minat, bakat, dan kompetensi siswa.
“Walaupun SLB menangani anak-anak berkebutuhan khusus, tetapi pedagogi dan metodologi pembelajaran yang dilakukan di SLB bisa menjadi panutan atau sumber inspirasi pembelajaran,” kata Nadiem dalam siaran pers yang diterima, Kamis malam (18/9).
Menurut Nadiem, pola pendidikan khusus seperti SLB justru sangat kental dengan filosofi Merdeka Belajar. Oleh karena itu, dia menekankan bahwa visi Merdeka Belajar tidak akan tercapai tanpa adanya sistem pendidikan yang inklusif.
“Dari sisi spektrum Merdeka Belajar, SLB itu lebih merdeka daripada sekolah umum. Jadi, kita akan memberikan lebih banyak sumber daya dan perhatian lagi, sehingga SLB juga bisa membantu sekolah-sekolah lain,” ucap Nadiem.
Nadiem menuturkan, setiap guru idealnya punya pengetahuan dasar tentang pendidikan inklusif. Guru-guru pendidikan khusus cenderung memiliki hubungan batin yang kuat dengan siswa-siswanya.
Dalam transformasi pendidikan profesi guru, lanjut dia, komponen pendidikan khusus harus menjadi salah satu pilar utama. Saat ini pihaknya sedang merumuskan intervensi kebijakan untuk peningkatan peran strategis SLB dan pendidikan khusus.